Sunday 21 February 2016

Menyendiri Menikmati Hujan



Biarkan aku menyendiri menikmati hujan
di tempat biasa kusurati senja
aku tak meminta apa-apa
sebab aku malu pada Tuhan
di setiap kali aku lupa tak menyapa

Biarkan pula ku dengar peluit kereta
berlalu lalang diantara rapal mushaf
yang dibunyikan anak-anak kecil di tempat ini

Barangkali, suara-suara tanpa dosa
mampu menarik lazuardi yang sembunyi
memaksa air mataku merongrong di muka bumi saja
Layaknya langit yang tak pernah henti
susui hujan di seluruh tubuh Februari


16 Februari 2016
(16.35)
Emperan masjid, tempat ku biasa menyapamu lewat senja

No comments:

Post a Comment

Hikayat Seorang Santri Bodoh

Usiaku lima belas tahun waktu itu. Saat aku terbuang ke Madura. Ya, di sebuah pesantren Al-Amien inilah aku harus bersemedi. Tak tanggung...