Tuesday 22 March 2016

Pamit




Pulanglah,
alam telah bisu tak mau melihatku
hasrat waktu terlalu besar membenci
sampai tak lagi menelan malam ke tubuh pagi

Hey,
suatu cerita takkan pernah lahir tanpa peristiwa
tapi, lihatlah!

Alasan hanya memanipulasi muka belaka
tak sadar goresan kebohongan bisa terbaca
lewat bahasa mata yang tak biasa

Aku, tak mau lagi dengar waktu bernyanyi
tidakkah ia bisa berhenti sesaat
lalu perlihatkan apa yang kuharap?

Ah, sudahlah
Tuhan pasti sedang berjalan menuju singgasana
Ia pun tak mau melirik bau busukku ini

Tuhan...
andai kau tau, 

aku selalu belajar mengeja hidup dalam bilangan dosa

21 Maret 2016
10.40
Firasat tak selalu ada
hanya terkaan hati sebab takut mati

No comments:

Post a Comment

Hikayat Seorang Santri Bodoh

Usiaku lima belas tahun waktu itu. Saat aku terbuang ke Madura. Ya, di sebuah pesantren Al-Amien inilah aku harus bersemedi. Tak tanggung...