Saturday 16 April 2016

Untukmu, Bu




 Ah, selalu aku begini, Bu
Tak penah mau mendengar ucapanmu dengan mata syahdu
Tak ada maksud durhaka kepadamu,
Sungguh. Tabia’tku hanyalah kebiasaan yang tak mau pergi jauh

Kau tau, Bu
Bunga-bunga yang kau tanam di dalam hati
Kini mulai bersemi mencari jati diri
Mungkin terlambat, Bu
Tapi aku mohon do’amu
Restu Tuhan yang dikirim lewat dzikir bibirmu

Kalau bukan kepadamu, Bu
Kepada siapa lagi aku kan meminta
Selain Tuhan,
Aku tak lagi percaya akan kehidupan



16 April 2016
15.33
(baru kupahami, hidupmu, teramat berat dan kau tak pernah terlihat berat)

No comments:

Post a Comment

Hikayat Seorang Santri Bodoh

Usiaku lima belas tahun waktu itu. Saat aku terbuang ke Madura. Ya, di sebuah pesantren Al-Amien inilah aku harus bersemedi. Tak tanggung...