Tulisan ini tak harus kau baca,
Bintang. Sebab, yang kuinginkan bukanlah kehadiranmu bahkan sapamu. Tulisan ini
sekedar tempat bercerita yang tak lagi memiliki muara. Biarlah tulisan ini
menjadi sejarah di dalam dinding yang tersedia. Aku tak punya harapan lagi. Bahkan
sekedar mengingat kenangan pun, hatiku enggan. Bisaku hanya berbisik pada
Tuhan, agar kau selalu bahagia disana.
Bintang, aku tau sebutan itu
tersemat semenjak bertahun-tahun lalu. Tak ada yang lebih indah selain
memanggilmu dengan sebutan ciptaan Tuhan yang kukagumi. Bagiku, bintang adalah
tempat mencurahkan keadaan diri. Pun begitu denganmu. Tetapi sayang, aku tak
lagi Bintangmu. Bintang-bintang yang lain sudah kau miliki sekarang.
Sejujurnya, aku turut bahagia
dengan apa yang kau yakini saat ini. Namun, sikap tak acuhmu yang membuatku
bertafakkur bersama alam. Kau berubah menjadi galaksi lain. Kau menjelma bak
meteor yang hanya sesekali menyapa bumi lewat atmosfir. Selebihnya, kau hilang
bak supernova.
Barangkali, kesibukan yang
membuatmu begitu. Tetapi, berkali-kali kuamati, ternyata sikapmu memang begitu.
Yaa, sekali lagi tulisan ini tak
harus kau baca. Toh, aku tak perlu pamit padamu. Pamit pun kau enggan peduli. Biarlah
kau ada dalam masaku yang dulu. Sekarang dan ke depan, mungkin kau menjelma
Bintang yang tak mampu kujamah...
Elang_Timur
No comments:
Post a Comment