Terkadang, aku bingung dengan
takdir Tuhan. Meski banyak kalimat yang kutemui, entah dari kawan, guru maupun
selepas bertamu dari buku ke buku yang lain, jawaban mereka tetaplah sama: “Tuhan
lebih tahu mana yang terbaik buat kita”
Tetapi, coba cerna kalimat tadi
dengan keadaanku saat ini.
Berkali-kali aku meyakinkan diri,
kalaulah hidup sejatinya sudah ditentukan Tuhan, dan kita adalah pemainnya. Lantas,
apakah permainan sudah diatur sedemikian rupa? Maksudnya, apakah yang kalah,
menang ataupun yang patah tulang sudah ditulis? Apakah tidak bisa pemain tadi
mengubahnya? Ah, kalau sudah ditulis, berarti ibarat permainan sepak bola,
kalau kalah terus itu sudah rencana Tuhan? Kalau dipikir-pikir, amatlah kejam
permainan tadi.
Eits, tunggu dulu. Ternyata yang
ditulis Tuhan tak semuanya berkekuatan hukum tetap alias paten. Sesuatu akan
dikatakan paten jika mengenai hal-hal tertentu. Selebihnya, Tuhan menyerahkan
kepada usaha manusia.
Ah, cobalah amati kembali. Berarti,
kalaulah aku menggerutu terus menerus dengan keadaan jiwaku saat ini, aku harus
melakukan usaha. Tak boleh diam diri apalagi bertafakkur dengan kasur. Perubahan
tidak akan pernah datang kalau aku tak mau berjalan.
Lihatlah, keadaanku saat ini
sangat hina. Baik jiwa maupun di luarnya sangat miris. Tapi akal selalu
berusaha membenarkan. Hati pun tak mau diajak bercakap.
Lihatlah pula saat aku berusaha
menemui Tuhan. Aku kalah dalam hasutan setan. Padahal Tuhan amat baik hingga
saat ini. Meski ku akui, mata hati mulai menutup diri.
So, berubahlah! Jangan Diam
Diri....
Elang_Timur
No comments:
Post a Comment