Monday 31 August 2015

Heran

Heran!
mengapa sampai saat ini, kau masih tetap bertafakkur dalam bilangan diri.
padahal senja tetaplah sama.
datang dengan bias jingga. memadu dengan tubuh langit.

kau tau, sulit membuangmu dari ingatan.
sebab sampai kini, aku masih terus belajar melupakan orang yang ingin melupakanku

No comments:

Post a Comment

Hikayat Seorang Santri Bodoh

Usiaku lima belas tahun waktu itu. Saat aku terbuang ke Madura. Ya, di sebuah pesantren Al-Amien inilah aku harus bersemedi. Tak tanggung...