Heran!
mengapa sampai saat ini, kau masih tetap bertafakkur dalam bilangan diri.
padahal senja tetaplah sama.
datang dengan bias jingga. memadu dengan tubuh langit.
kau tau, sulit membuangmu dari ingatan.
sebab sampai kini, aku masih terus belajar melupakan orang yang ingin melupakanku
"Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu, yang telah memberikan setetes ilmu diantara kubangan samudera, untuk seluruh manusia"
Monday 31 August 2015
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Hikayat Seorang Santri Bodoh
Usiaku lima belas tahun waktu itu. Saat aku terbuang ke Madura. Ya, di sebuah pesantren Al-Amien inilah aku harus bersemedi. Tak tanggung...
-
Sesuai janjiku Bintang, kini kubawakan kabar merpati itu padamu. Meski melalui esai tak bersastra ini, aku rasa telah c...
-
Siapa yang patut disalahkan? Akhir-akhir ini, saya melihat propaganda politik kian miris. Bahkan, embel-embel agama, diusung lebih ...
-
Ini kawan saya, Krishna Waty. Tetapi lebih sering dipanggil Waty. Salah seorang kawan ngaji saya sewaktu kecil. Saya berhutang budi...
No comments:
Post a Comment