Siapa
yang memarkir kereta jenazah di halaman tubuhku?
Sang empu rumah belum
lagi berbenah,
Dan jalan pulang yang
dituju
memang sudah terlihat
remang-remang
jika
kau bilang bahwa
hatiku ada ruang yang aku Caesar untukmu,
maka siapa lagi yang
aku tunggu selain dirimu?
Kemarilah,
sayang! Sejenak saja. Lihat, kereta jenazah
yang diparkir sang
waktu telah datang. tercium wangi melati, sayang.
Dan bayang-bayang
malaikat Munkar-Nakir duduk di takhta kesayangannya.
Siap mengembara ke
sebuah tempat yang belum pernah kita datangi. Kita?
Bukan kita yang akan
berangkat. Tapi aku.
Sekali
lagi, kemarilah sayang. Buka ruang yang telah aku Caesar untukmu.
Masuklah. Tak ada
darah menetes. Hanya sekuntum mawar putih yang takkan
Berubah menjadi merah
merona. Ambillah. Sebelum selapis kain putih
Membungkus tubuhku.
Semua itu, untukmu. Untuk menyeka dukamu.
No comments:
Post a Comment